Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan agar Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 berjalan baik ialah menghentikan ujaran kebencian, fitnah, SARA, ataupun hoax dalam kampanye. Khususnya di media sosial.
Meski demikian, politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengakui sulitnya membendung aksi tersebut, apalagi dalam media sosial.
"800 ribu berita di media sosial yang benar hanya 200 ribu. Yang 600 ribu itu fitnah, ujaran kebencian, SARA. Kepolisian baru bisa proses kalau ada pengaduan. Itu problemnya," ucap Tjahjo di Jakarta, Selasa (5/12/2017).
Dia menuturkan, saat ada pelaku yang ditangkap, kegiatan penyebaran hoax hingga ujaran kebencian bukannya malah berhenti. Namun, semakin banyak yang bermunculan.
"Satu ditangkap, tumbuh seribu. Fitnahnya macam-macam," jelas Tjahjo.
Dia menuturkan, jika ini tetap dipertahankan, bukan hanya memengaruhi kualitas pemilu di Indonesia, melainkan juga kualitas demokrasi dan pemimpinnya.
"Ini sebuah proses yang kalau jadi panutan, ya akan bahaya. Pilih calon berkualitas, calon objektif, enggak akan bisa," pungkas Tjahjo Kumolo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
0 Response to "Mendagri: Sulit Cegah Hoax di Medsos Jelang Pemilu 2019 - News Liputan6.com"
Post a Comment