Video Penculikan Hoax, KPAI Minta Media Tak Pakai Kata-kata Ini - Tempo.co

Jum'at, 15 September 2017 | 18:03 WIB
Ilustrasi bullying. acasacuca.com.br

Ilustrasi bullying. acasacuca.com.br.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau agar media tidak lagi menyebut kata pembohong atau halusinasi dalam pemberitaan tentang video penculikan hoax yang melibatkan siswi P. Setelah menyambangi rumah P di Tanjung Duren, KPAI mengungkapkan kondisi P saat ini cukup terpukul dengan cap pembohong terhadap dirinya.

Komisioner KPAI Bidang Trafficking dan Eksploitasi Ai Maryati mengatakan, pembohong atau halusinasi adalah kata yang dapat mematikan karakter anak. “Terlebih kata halusinasi, emangnya dia pakai obat terlarang,” ujar Ai.

Baca: Cerita Siswi SD yang Lolos dari Penculikan Dipastikan Hoax

Menurut Retno, siswi P ini juga merupakan anak yang melek digital, dia juga hobi membuat video blog (Vlog) dan suka menonton video di YouTube, termasuk video kekerasan terhadap anak. Sehingga ketika P disentuh sedikit saja, dia mengira kekerasan itu akan terjadi kepada dirinya.

“P ini mengaku dia sering menonton video di YouTube, video anak yang dipotong-potong itu dia juga tau,” kata Retno.

Retno menjelaskan, P ini memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan dan harus diarahkan. Oleh karena itu, pendampingan adalah hal penting yang harus diberikan kepada P.

Baca: KPAI Temui Kepsek Soal Video Penculikan, Cegah Siswi SD Dirisak  

Sebelumnya, Wakil Kepala Satuan Resor Kriminal (Wakasatreskrim) Polisi Resor Jakarta Barat Komisaris Polisi Iver Manossoh memastikan cerita siswi SD Tanjung Duren Selatan 01 Pagi inisial P yang mengaku nyaris diculik dan viral di sosial media dipastikan tidak benar alias Hoax. Siswi itu dipastikan mengarang cerita penculikan yang tidak benar dan mengada-ngada pada Kamis, 14 September 2017 di Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat.

DEWI NURITA


HALAMAN 2

Related Posts

0 Response to "Video Penculikan Hoax, KPAI Minta Media Tak Pakai Kata-kata Ini - Tempo.co"

Post a Comment