SERANG – Bencana gempa yang terjadi di wilayah Lebak, Selasa (23/1/2018) siang, dimanfaatkan sejumlah oknum untuk menyebarkan berita bohong atau hoax. Hoax berupa foto, video, dan informasi itu dengan cepat menyebar di tengah masyarakat sehingga menimbulkan kehebohan dan kepanikan.
Kabar hoax itu di antaranya berupa foto jalan dan sarana ibadah yang rusak. Padahal faktanya foto tersebut terjadi di daerah lain yang tak terpengaruh gempa sama sekali dan peristiwanya sudah lama terjadi. Selain itu juga beredar hoax yang menyebutkan bakal terjadinya gempa susulan dengan kekuatan 7,5 SR di wilayah Banten dan meminta warga keluar rumah.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi beredarnya hoax :
1. Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif untuk menarik simpati massa. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai informasi denga judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
2. Periksa fakta
Perhatikan dari mana informasi berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK, BMKG, BNPB, atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari yang tak jelas sumbernya. Jangan ikut menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya. Tunggu institusi resmi memberikan informasi.
3. Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat hoax mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
4. Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang. (ink/red)
0 Response to "Nih Cara Mengatasai Hoax di Media Sosial - BantenNews.co.id (Siaran Pers)"
Post a Comment