Pemerintah meminta aparat kepolisian dan masyarakat mewaspadai ancaman radikalisme dan terorisme bentuk baru melalui hoax. Menko Polhukam Wiranto mengatakan saat ini ancaman militer tidak ada namun ancaman radikalisme berupa hoax secara masif mengintai Indonesia.
"Kemarin Saracen sudah kita tangkap, ada lagi nanti ditangkap. Kita minta kepada kepolisian untuk terus melacak ini karena ini ancaman baru bagi kita. Kalau ancaman militer tidak ada, ancaman terorisme, radikalisme, termasuk sekarang radikalisme lewat hoax," ujar Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (22/9).
Wiranto menilai radikalisme dalam bentuk ini tujuannya hanya membuat kekacauan. Oleh sebab itu, aparat harus aktif mencegah kekacauan ini terjadi.
"Tujuannya hanya membuat kekacauan. Maka jangan sampai ditunggangi oleh kepentingan politik. Kalau kepentingan politik masuk dalam konteks hoax, nanti akibatnya akan runyam lho. Risiko politiknya tinggi sekali kalau kita bisa bongkar itu," ujarnya.
Dalam konteks kompetisi politik, Wiranto meminta agar persaingan dibuat sesuai etika berpolitik dan aturan yang benar. Etika politik yang baik, kata dia, tentunya akan berujung pada pemenang yang benar-benar berkualitas.
"Akhirnya kompetisi itu berjalan baik dan siapa pun yang terpilih betul-betul punya kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Tapi kalau hoax ini kan arahnya saling membunuh lawan pakai itu. Itu kan enggak benar dari sisi agama dan aturan hukum," tuturnya.
Mantan Panglima ABRI ini mengatakan selain Saracen pemerintah akan menangkap kelompok penyebar hoax lain. Tapi, ia masih bungkam mengenai identitas kelompok itu.
"Tunggu saja, tunggu tanggal mainnya," tuturnya.
0 Response to "Pemerintah Waspadai Radikalisme Lewat Hoax yang Picu ... - Kumparan.com (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)"
Post a Comment