Curhat Kapolri di Depan Kader Golkar: dari Hoax Hingga Korupsi - Kumparan.com (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)

Kapolri di acara pelantikan kader Golkar

Kapolri di acara pelantikan kader Golkar. (Foto: Kevin Septha/kumparan)

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengisi materi di Kegiatan Diklat Komunikator Politik Partai Golkar bertajuk 'Membangun Kepemimpinan Politik Yang Cerdas'. Tito memberi materi soal 'Penegakan Hukum Dalam Upaya Menciptakan Keamanan dan Stabilitas Nasional".

Paparannya tersebut disaksikan puluhan peserta sekaligus kader Golkar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9). Sejumlah hal dipaparkan oleh Tito, mulai dari ruang lingkup demokrasi di Indonesia, konflik dalam negeri, hoax, hingga permasalahan korupsi.

Tito menyoroti akar konflik yang sering terjadi di Indonesia, hal tersebut dikatakannya bersumber dari kemiskinan sehingga muncul ketidakpuasan antara satu dengan yang lain.

"Ruang bebas mulai muncul ruang 'kami dan mereka'. Konflik Lampung misalnya masalah tanah, pendatang dibakar, dari Bali, Jawa dibakar oleh penduduk lokal yang merasa termarjinalisasi. Kemudian yang berbau kekerasan, Tanjung Balai Vihara dibakar keturunan tionghoa dan lain-lain terjadi. Yang paling sensitif berbau keagamaan. Baik yang intra, seperti Ahmadiah, Syiah, seterusnya dipermasalahkan. Kemudian antar agama juga terjadi," kata Tito.

Ia pun sempat berbagi cerita soal pengalaman yang sempat membuat dirinya iri terhadap pembangunan di luar negeri. Jakarta, kata Tito, berhasil disalip pembangunannya oleh China.

"Tahun 1998, saya beruntung ke sana masih lihat orang naik sepeda di Beijing. Tahun 2000 ke sana gedung-gedung sudah mulai ada, rumah kumuh sudah mulai kurang dikit. Tapi masih kurang sedikit dari Jakarta tahun 70an," kata Tito.

Kapolri Tito Karnavian

Kapolri Tito Karnavian (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)

"2006 saya kembali ke sana bingung, sudah ada mulai mobil di jalan, gedung sudah ada, rumah kumuh sudah hampir tak ada. Balik ke sana, 2016 saya sudah give up. Jakarta sudah seperti kampung dibanding Beijing dan Shanghai. Sudah underground, MRT, LRT, semua mobil mengkilat, sepeda udah enggak ada lagi, semua hi-res building, teknologi semua hanya dalam waktu 20 tahun," papar dia.

Menjabat sebagai Kapolri, Tito juga bercerita bahwa ia sering menemukan beberapa kasus yang masih menjadi sorotan hingga saat ini. Hal pertama yang disorotinya adalah hoax yang belakangan beredar.

"Hoax itu luar biasa sekarang ini liarnya. Semua orang bisa buat apapun di media sosial. Kalau (informasi) positif yang viral, oke. Tapi kalau negatif, dia dikuot lagi secara profesional, seperti Saracen itu. Kerjaannya tiap hari begitu," ujar mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Menurut dia, hal tersebut tak lain adalah salah satu akibat dari globalisasi. "Beli akun FB yang ada 1 juta followers dibeli sama dia. Bisa. Banyangkan dia tinggal posting berita, agenda tertentu. Bisa mengadu bangsa. Ini harus ada aturan aturan dengan kunci rule of law," imbuh Tito.

Permasalahan berat lainnya yang harus dihadapi menurut Tito adalah soal penanganan korupsi. Tito mengambil contoh saat korupsi yang terjadi di daerah sulit seperti Papua.

"Kita kalau di Papua, berat, kadang-kadang prihatin dengan anggota di sana. Polresnya ada 32 kabupaten, ada 42 kejaksaan, ada 10 pengadilan, pengadilan tipikor ada 2. Kasus korupsi yang ditangani Polri, Kejaksaan (nilainya) Rp 400 juta. Diproses di Jayapura kasusnya ada di Merauke, semua saksi harus dikirim naik pesawat ke sana. ni biayanya semua bolak-balik ratusan juta juga, bukannya untung, malah tekor," ujar Tito.

Berbeda dengan cara penanganan korupsi oleh KPK, Tito menilai bahwa Kepolisian saat ini masih menemui persoalan yang amat sulit dalam hal biaya. Ia menyebut penyelidikan di KPK dimudahkan dari segi biaya.

"Polisi itu sistemnya indeks sangat sulit, sedang, mudah. Kasusnya penghinaan di sini misalnya, (perumpamaan) Ali Muchtar Ngabalin bikin demo di Istana, misal setelah itu dilaporkan Polda, setelah itu pulang ke fakfak, ternyata sudah ada di Merauke sana, habislah biaya," ujar dia.

HALAMAN 2

0 Response to "Curhat Kapolri di Depan Kader Golkar: dari Hoax Hingga Korupsi - Kumparan.com (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)"

Post a Comment