Publik masih menyimpan pertanyaan, siapa orang yang memesan jasa berita hoax dan SARA kelompok Saracen. Polisi didesak untuk mengungkap klien-klien kelompok Saracen ini.
Namun menurut Kabag Mitra DivHumas Mabes Polri Kombes Awi Setiyono di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (25/8), tidak mudah melacak pemesan karena terkait pembuktian.
"Yang jelas ada benang merahnya, dan penyidik bisa membuktikan itu tidak semudah membalikkan tangan. Dan perlu ada untuk melengkapi alat buktinya. Ini tidak mudah karena dunia maya dan transaksinya tidak selalu melalui dunia maya, ada kopdar dan termasuk penyidik sedang melacak untuk transaksi-transaksi itu," beber Awi.
Awi kembali mengungkapkan, sejauh ini, kelompok Saracen ini bekerja menawarkan proposal. Mereka menawarkan diri dengan tarif Rp 75-100 juta rupiah.
Tiga orang pimpinan kelompok ini, yakni Jasriadi, MFT, dan SRN, ditangkap dalam rentang waktu berbeda. Mereka memiliki 800 ribu akun yang terafiliasi dengan hoax.
"Masih proses kita sidik dan ini berjalan kita temukan proposal itu. Patut diduga ada pihak-pihak yang tentunya, orang bikin proposal kan mesti untuk siapa di mana ini kan perlu diselidiki. Info dari Kasubdit I, Rp 72 juta perpaket untuk pembuatan akunnya," tegas dia.
0 Response to "Polisi: Tak Mudah Melacak Pemesan Berita Hoax Kelompok Saracen - Kumparan.com (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)"
Post a Comment