JawaPos.com - Dari data Kemenkominfo, jumlah aduan terkait ujaran kebencian berisi SARA mulai Januari hingga Juli mencapai 10.592. Yang paling banyak Januari dengan 5.142 aduan. Sedangkan pada Juli berkurang jadi 403 aduan.
Ketua Komite Fact Checker Mafindo Aribowo Sasmito mengungkapkan, ujaran kebencian itu biasanya mulai disebarkan melalui media sosial. Sering kali isinya bernada ada seseorang yang jadi korban, diserang, atau disudutkan.
Nah, orang yang diserang atau disudutkan itu mulai ulama atau pemuka agama hingga tokoh partai politik yang diidolakan. "Yang diserang emosinya. Sehingga orang yang intelek pun bisa termakan berita yang tidak benar," katanya.
Aribowo menambahkan, informasi yang tidak benar berisi kebencian itu bisa lebih lama terbenam di dalam pikiran daripada informasi klarifikasinya. Sebab, berita klarifikasi tersebut sering kali tidak diperlakukan seperti berita yang menyebar kebencian. "Misalnya, kebencian yang disebarkan itu seribu, tapi berita klarifikasinya hanya ratusan," tambah dia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memerintahkan langsung kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusut tuntas kasus Saracen tersebut.
Dia juga memastikan bahwa polisi tidak pandang bulu dalam pengusutan kasus itu. Siapa pun yang terlibat akan diproses. "Bukan hanya Saracen saja. Tapi, siapa yang pesan, siapa yang bayar, (juga) harus diusut tuntas," tegas presiden.
Jokowi menuturkan, sindikat penyebaran kebencian tersebut sangat berbahaya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, kabar bohong yang disebarkan itu bisa memecah belah persatuan bangsa karena berisi fitnah dan mencela orang atau pihak lain. "Ini mengerikan sekali kalau dibiarkan, mengerikan. Apalagi memiliki akun sampai ribuan, ratusan ribu," imbuhnya.
Jagat internet memang bisa diibaratkan medan peperangan. Harus lebih banyak akun-akun yang menyebarkan kebaikan daripada kebencian. Jokowi berharap lebih banyak akun yang menyebarkan hal positif yang mengajak pada optimisme dan berkreasi. "Mengajak masyarakat untuk menjaga kesopanan ya tidak apa-apa. Jutaan akun ya tidak apa-apa," harapnya.
(jun/idr/c9/c10/ang)
0 Response to "Orang Intelek Pun Bisa Termakan Hoax - Jawa Pos"
Post a Comment