detikcom berbincang telepon dengan Sosiolog Fisipol UGM, Muhammad Najib Azca, Kamis (3/8/2017) tentang kondisi masyarakat yang dihujani hoax dan saling olok dengan aneka julukan negatif. Kita mendengar istilah Sumbu Pendek, Bumi Datar, Kecebong, Bani Taplak dan lain-lain.
Najib mengatakan saat ini masyarakat dunia masuk di dalam Post Truth Society. Masyarakat mengalami tsunami informasi sehingga sulit menyaring informasi yang akurat.
BACA JUGA: Begini Perjalanan Bumi Datar Menjadi Olok-olok Politik
"Problem sekarang bukan kelangkaan informasi, tapi informasi berlebih. Tsunami informasi sehingga ada problem menyaring informasi yang akurat. Sehingga justru sebagian besar tidak akurat. Dia serap info tidak akurat," kata Najib.
Post Truth Society menurut Najib adalah masyarakat yang tidak mementingkan fakta dalam proses komunikasi sosial. Prefensinya pada kesukaan, bukan kepada kebenaran.
"Hanya mengambil sikap hanya pada yang ia sukai dan yakini. Lebih memuaskan dimensi emosi dari pada rasionalitas. Lebih banyak digerakan aspek emosi dari pada rasio dan kognisi," jelasnya.
BACA JUGA: Kenapa Sih 'Kaum Bumi Datar' Jadi Olok-olok Politik?
Masalah lainnya adalah tergerusnya kepercayaan kepada institusi negara dan media massa yang selama ini menyediakan informasi. Ada otoritas baru yang memberikan informasi, namun informasinya tidak benar. Akibatnya timbul perselisihan saat berkomunikasi, karena ada sebagian orang berpegangan bukan kepada fakta.
"Makanya hoax gampang dipercaya orang, karena mudah mengabaikan aspek kebenaran faktual, hanya menyenangkan secara emosional. Tidak punya basis rasionalitas, tapi informasinya diterima karena kedekatan emosional," tutupnya.
(fay/fjp)
0 Response to "Kaum Bumi Datar dan Masyarakat yang Tidak Suka Fakta - Detikcom (Siaran Pers) (Pendaftaran)"
Post a Comment