Hoax Membidik Konsumen Toko Online - Jawa Pos (Siaran Pers) (Blog)

Phishing link merupakan salah satu bentuk penipuan dengan modus membuat link seolah-olah halaman asli sebuah situs online. Penyamaran situs itu bertujuan mengambil data calon korban. Sudah banyak pihak yang menjadi korban. Ada yang menceritakan kisahnya di media sosial, ada yang mengeluh lewat forum diskusi yang disediakan situs belanja online.

Pelaku penipuan jenis tersebut biasanya melancarkan aksinya dengan mengirimkan pesan kepada korban lewat SMS atau WhatsApp. Pesan yang dikirimkan pelaku biasanya berupa arahan untuk mengecek pemesanan. Dalam pesan itu juga dikirimkan link yang harus diakses korban.

Jika tidak jeli atau awam dengan fungsi domain, bisa jadi Anda akan mengakses link palsu tersebut, lalu masuk perangkap. Sebab, link yang dikirim pelaku memang dibuat mirip dengan nama sebuah situs belanja. Misalnya, m.tokopedia.ezyro.com atau cekpesananbukalapak.ezyro.com. Dua link itu mencatut nama marketplace asal Indonesia. Ada juga yang tidak mencatut nama situs belanja online. Misalnya, data-paketpesanan.ezyro.com. Semua link itu palsu. Pelaku memanfaatkan penyedia domain dan hosting gratisan Ezyro untuk membuat situs palsu.

Lewat situs palsu yang dibuat mirip tersebut, Anda bakal diminta memasukkan user dan password akun situs belanja yang Anda miliki. Ketika Anda memasukkan user dan password itulah, pelaku akan memanfaatkan akun Anda. Berdasar laporan para korban, ada pelaku yang menguras habis saldo belanja korban. Ada juga yang berusaha meminta tambahan transfer.

Lalu, dari mana pembuat pesan itu bisa mendapatkan nomor handphone atau WhatsApp Anda? Mungkin pelaku menyamar sebagai pemilik lapak di situs belanja online tersebut. Di sana mereka biasanya memajang barang-barang supermurah untuk memancing korban. Ketika ada orang yang terpancing membeli, di situlah pelaku beraksi.

Communication Lead Tokopedia Siti Fauziah mengakui adanya penipuan yang memakai modus phishing link. Pelaku memang sering memancing calon korbannya lewat komunikasi di luar fitur yang disediakan Tokopedia. ’’BBM, WhatsApp, SMS, atau yang lainnya,’’ ujarnya.

Dosen Universitas Ma Chung Soetam Rizky menjelaskan, penipuan dalam belanja online makin mudah dilakukan orang seiring dengan terjadinya penyalahgunaan tool. Dia menduga penipuan dengan modus mengirimkan phishing link terjadi karena adanya tool yang bisa meng-grab (mengambil data) user marketplace. ’’Dari hasil grab itulah, pelaku bisa menghubungi calon korbannya lewat SMS atau WhatsApp,’’ jelasnya.

Sebenarnya sejumlah situs belanja terus meningkatkan fitur keamanan. Namun, tetap saja dari tahun ke tahun terjadi kasus penipuan dengan modus yang terus diperbarui. Sebab, praktik penipuan di dunia online memang lebih mudah dilakukan. Contohnya, betapa mudahnya pelaku membuat lapak online, mengiklankan dagangan palsunya, plus membuat situs abal-abalnya. Semua bisa dilakukan tanpa mengeluarkan uang.

Bandingkan jika pelaku menyasar konsumen konvensional. Setidaknya mereka harus mengeluarkan uang untuk menjebak calon korban. Misalnya, mengeluarkan uang untuk pasang iklan di media cetak.

Jadi, jika Anda memutuskan ingin belanja secara online, jadilah dulu smart consumer. Pelajari dulu semua fitur di situs belanja online. Juga, pelajari kasus-kasus penipuan agar Anda terhindar dari hal yang sama. Dengan begitu, aktivitas belanja online bukan sekadar agar Anda terlihat kekinian.

(gun/eko/c14/fat)

HALAMAN 2

0 Response to "Hoax Membidik Konsumen Toko Online - Jawa Pos (Siaran Pers) (Blog)"

Post a Comment