Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Hoax atau informasi palsu kini banyak beredar di masyarakat, termasuk di kalangan anak muda. Satu media tersebarnya hoax adalah media sosial. Bagi anak muda yang tidak menyaring informasi itu, maka akan muda menyebarkan atau sharing informasi yang ternyata itu adalah hoax. Namun, sebagian anak muda mengantisipasi hoax tersebut.
Banyak anak muda yang menerima hoax melalui media sosial dan mereka mengantisipasinya. Seorang di antaranya adalah Melia. Bagi Melia, ketika ia menerima sebuah informasi, ia melihat dulu rujukan informasinya. Kemudian ia memastikan penulis, penerbit, dan siapa yang menyebarkan informasinya.
“Hoax meresahkan, kadang kalau kurang teliti bisa-bisa tertipu,” ungkap Melia kepada Tribunpekanbaru.com pada Jumat (21/7/2017).
Mikel juga pernah menerima informasi yang terindikasi hoax. Bagi Mikel, pertumbuhan media sosial yang tidak diimbangi literasi digital menyebabkan berita palsu alias hoax merajalela di tengah masyarakat sekarang. Informasi menyesatkan banyak beredar melalui aneka jalur digital. Maka dari itu, tindakannya memperhatikan kembali berita sesuai dengan fakta yang beredar dan mengidentifikasi kembali. Berita hoax kerapkali membubuhi judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa dicomot dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
“Karena itu, apabila menjumpai berita dengan judul provokatif, saya cari referensi, link atau mencari fakta, berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian membandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan begini, setidaknya saya bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang. Hoax itu hanya menyesatkan kehidupan tak ada manfaatnya sama sekali, maka dari itu saya sebagai masyarakat yang cerdas harus menyikapinya dengan baik. Saya bBanyak sekali menemukan berita hoax yang beredar di media sosial. Maka saya harus bisa mengidentifikasi kembali berita tersebut dengan baik dan benar. Cara mengidentifikasinya hati-hati dengan judul yang mengandung unsur provokatif kemudian cermati beritanya, dan temukan fakta yang ada,” ungkap Mikel.
Anak muda yang juga kerap menemukan berita atau informasi hoax adalah Kiki. Gadis manis ini tidak selalu percaya dengan informasi yang di-sharing oleh teman-temannya melalui media sosial.
“Jangan terlalu percaya dengan informasi yang baru didapat dari media sosial. Hoax itu merugikan,” ungkap Kiki.
Anak muda lainnya, Kiki Erianto juga pernah mendapat informasi hoax. Bagi Kiki, hoax itu pembohogan publik, namun bisa membuat orang mudah percaya.
“saya banyak menemukan informasi hoax itu di media sosial, baik Facebook, maupun media sosial chatting Whattsapp, LINE dan Short Message Service (sms) dan lainnya,” ungkap Kiki.
0 Response to "Antisipasi Hoax Ala Anak Muda, Hati-Hati Menerima dan Sharing ... - Tribun Pekanbaru"
Post a Comment