"Kami prihatin ya, karena penyebaran informasi secara bohong ini menimpa para ulama kita. Tentu Polri akan melakukan penyelidikan yang mendalam terhadap penyebar-penyebar berita bohong seperti ini," kata Kabag Penerangan Umum (Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (9/2/2018).
Penyelidikan sambung Martinus dibutuhkan untuk mencari tahu maksud dari si penyebar. Polisi mengingatkan semua pihak tidak menyebar hoax.
"Kita juga berharap dan mengimbau kepada mereka yang berpotensi membuat dan menyebarkan berita hoax itu untuk berhenti. Jangan membuat kegaduhan karena kami akan melakukan tindakan tegas berdasarkan hukum kepada para penyebar-penyebar dan yang memproduksi berita bohong ini," tegas dia.
"Berbagai kemungkinan dan berbagai motif tentu menjadi dasar bagi para pembuat dan pengedar berita-berita hoax itu," ujar Martinus.
Martinus menjelaskan dua motif seseorang memproduksi dan menyebarkan hoax yaitu motif politik dan ekonomi.
"Apakah terkait dengan motif politik atau motif ekonomi karena setelah memproduksi kemudian mendapat imbalan uang? Tentu akan kami dalami," jelas dia.
Seorang santri yaitu Abd alias Uloh (24) mulanya mengaku jadi korban penganiayaan. Kisahnya menjadi viral di media sosial.
Setelah diselidiki polisi, ternyata kasus tersebut bohong. Pengunggah pertama foto tersebut yang tak lain adalah pimpinan ponpes, Ustaz Ahmad Syatibi memberikan klarifikasinya terkait unggahan tersebut.
"Saya memposting (foto) itu karena syok melihat santri saya pulang ke pesantren bajunya robek-robek. Katanya habis dianiaya," ungkap Ahmad kepada wartawan di Mapolres Garut, Jalan Sudirman, Karangpawitan, Rabu (7/2).
Sementara itu, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan jika hal itu human error. "Ini murni human error. Jadi, mohon maaf, Uloh ini memiliki keterbatasan dalam berbicara. Jadi dia kesulitan dalam menyampaikan suatu hal," kata Budi
Budi juga menegaskan jika kasus yang terjadi di Garut ini tidak ada sangkut pautnya dengan dua kejadian yang menimpa ulama di Bandung.
(aud/fdn)
0 Response to "Polisi Selidiki Penyebaran Hoax Santri Dianiaya di Garut - Detikcom (Siaran Pers)"
Post a Comment