KUPANG - Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur menggandeng tiga organisasi wartawan daerah itu masing-masing Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) serta Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) untuk melakukan kampanye anti hoax dalam pelaksanaan pemilihan gubernur dan 10 pilkada lainnya yang terjadwal serentak pada Juni 2018 mendatang.
Kapolda Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Agung Sabar Sentosa mengatakan menggandeng organisasi wartawan melakukan kampanye anti hoax dimakaud agar bisa bersama menjaga stabilitas keamanan selama masa pilkada serentak 2018 berlangsung. Pemanfaatan media sosial tidak bisa dihindari. Namun yang harus dihindari adalah pemanfaatannya yang salah.
(Baca Juga: Mendagri Ingatkan Calon Kepala Daerah Tak Mainkan Isu SARA)
"Cerdas memanfaatkan media sosial harus menjadi yang utama. Manfaatkan media sosial sscara bertanggung jawab dan jangan dipakai ubtuk menfhasut dan mengadu domba," katanya di Kupang saat pelaksanaan penandatanganan kerja sama kampanye hoax, Selasa (12/12/2017).
Kapolda NTT Irjen pol Agung Sabar Santosa (foto: Adi R/Okezone)
Bahkan saat ini untuk berbelanja saja hanya melalui online. Dari data yang dihimpun pihak kementerian ada ribuan konten yang tidak jelas dan berbau hoax. Itu harus diwaspadai.
"Saya berharap kita bisa jadi virus untuk cerdas menggunakan media," katanya.
Masyarakat di provinsi berbasis kepulauan ini diminta bisa menjaga dan merawat setiap perbedaan pilihan yang ada. Jangan malah perbedaan politik menjadi pemicu bagi munculnya konflik dan itu dilakukan melalui kampanye di media sosial.
Sementara itu Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kupang Alex Dimoe mengatakan kegiatan itu digagas bersama dua organisasi pers bersama Polda NTT karena fenomena penyalahgunaan media sosial yang terjadi akhir-akhir ini.
Masyarakat kata dia cenderung memanfaatkan media sosial sekehendak hatinya dengan tanpa menyaring kemungkinan informasi yang disampaikan memilki sumber kebenaran atau tidak. Masyarakat atau pengguna media sosial lebih cenderung mempercayai informasi di media sosial ketimbang dari sumber lainnya.
(Baca Juga: Indeks Kerawanan Pemilu Harus Jadi Perhatian Khusus KPU dan Kepolisian)
"Nah ini sangat berbahaya jika kebenaran informasinya tidak bisa diperranggungjawabkan. Akan berdampak buruk," kata Alex.
Untuk itu dengan kegiatan ini diharap masyarakat NTT bisa lebih cerdas memanfaatkan media sosial yang ada terutama di masa persiapan dan pelaksanaan poliik pilkada serentak di tahun politik 2018 dan 2019 mendatang.
Selain kampanye anti hoax kegiatan itu juga diisi dengan ssminar dan diakusi yang juga menghadirkan pihak Badan Pengawas Pemilu NTT.
(fid)
0 Response to "Polisi Bersama Organisasi Wartawan Kampanyekan Anti-Hoax ... - Okezone"
Post a Comment