Merdeka.com - Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU, Abdul Moqsith Ghazali menilai, seringnya masyarakat menelan informasi tak benar alias hoax dan fitnah yang beredar di media sosial layaknya rutinitas sarapan pagi. Menurut dia, hal itulah yang dimanfaatkan sekelompok orang membentuk Saracen.
"Di kota besar ini orang-orang sarapannya fitnah, makan siangnya itu lagi, malam itu lagi," kata Mosqith saat menjadi pembicara diskusi bertajuk 'Dagangan Lapak Ala Saracen' di restoran Es Teler 77, Jakarta Selatan, Rabu (20/9).
Menurut Mosqith, apa yang dilakukan kelompok Saracen merupakan perbuatan tak benar. Sebab, yang dirugikan tidak hanya korban fitnah saja, tapi seluruh masyarakat Indonesia.
Ia menyoroti pelaksanaan Pilkada Jakarta yang kental saling serang antar kubu dengan produksi narasi ujaran kebencian. "Pemimpin yang baik itu menjadi buruk, dengan modal itu pemimpin buruk dimodifikasi jadi baik. Ini bahaya," kata dia.
Kominfo juga menyoroti hal sama. Jumlah laporan hoax yang diterima meningkat tajam pada Januari 2017. Masa itu merupakan kampanye Pilkada Serentak 2017. Hal itu disebabkan tingkat literasi yang rendah.
"Sejak akhir 2012 seberapa besar masyarakat mengirimkan informasi ke kominfo ada konten hoax, kekerasan, kebencian, laporan masuk pada Januari 2017 meningkat," kata Plt Humas Kominfo Noor Iza. [gil]
0 Response to "PBNU nilai masyarakat menerima informasi hoax seperti sarapan - merdeka.com"
Post a Comment