Penggerak kelompok Saracen, yaitu Faizal Muhammad Tonong, Sri Rahayu, dan Jasriadi telah ditangkap oleh Polisi. Penangkapan ini dilakukan setelah pihak kepolisian melakukan pengamatan selama satu tahun terakhir.
Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divisi Humas Polri Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono menuturkan pengungkapan kelompok penyebar hoax ini cukup lama. Pihaknya awalnya melakukan maping berbagai konten di media sosial selama setahun terakhir, sampai akhirnya pada satu bulan belakangan, polisi akhirnya mengetahui adanya berbagai kelompok di sejumlah daerah yang tergabung dalam kelompok Saracen.
"Setelah kita lihat setahun terakhir, kita mengerucut ke 6 bulan terakhir, dan 1 bulan terkahir kita tahu ada hubungan berbagai kelompok di berbagai kota menjadi satu kelompok besar namanya Saracen. Kita melakukan berbagai upaya penangkapan, pertama di Koja, kemudian Riau dan terakhir Cianjur," kata Pudjo dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8).
Hingga saat ini, motif kelompok Saracen melakukan kegiatan penyebaran hoax murni karena ekonomi.
"Sementara dari fakta hukum itu mereka motif umumnya adalah ekonomi. Motif ekonomi ini yang sudah menjadi arah mereka membuat kelompok ini," ujarmya.
Lebih lanjut, berdasarkan penyidikan, Saracen bergerak karena mereka bisa melihat keinginan pasar dalam menjalankan aksinya.
"Dari kelompok ini kalau dilihat secara teknologi ini bisa hidup karena 3 faktor. Pertama, pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin besar, psikologi, dan kemampuan membaca posisi masyarakat," tuturnya.
Ada kondisi di mana masyarakat saat ini, amat mudah mempercayai informasi yang menyebar.
Polisi pun kemudian menemukan sejumlah bukti digital. Salah satunya adalah sejumlah alat digital yang memuat sejumlah data berita hoax sebesar 100gb. Hingga saat ini, polisi baru bisa membongkar 25 gb data dari 100gb.
Berdasarkan data digital tersebut, polisi juga menemukan sejumlah nama yang diduga terlibat dalam keterlibatan penyebaran hoax. Sejumlah nama tersebut nantinya akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
"Kita sedang telaah satu per satu. Kemudian dari proses tersebut kita juga berusaha untuk tidak kegabah untuk menunjuk siapa saja orang (yang disebut) dalam bukti digital yang kita punya, karena kita mengedepankan asas praduga tak bersalah terhadap orang-orang dalam jaringan tersebut. Tentu saja akan kita panggil untuk dicocokan apakah benar posisi beliau sesuai dalam jaringan tersebut. Tapi untuk kelompok sudah kita dapatkan. Kalau struktur organisasi masih kita lakukan pendalaman," paparnya.
Jaringan Saracen diketahui cukup besar, yaitu terdiri dari inti kelompok, pendukung, dan pengikut. Saracen diketahui memiliki 800 ribu followers dan memiliki 2 ribu akun yang mereka kendalikan sendiri selama menyebarkan berita hoax.
0 Response to "Penyebar Hoax Saracen Bisa Besar karena Membaca Psikologi ... - Kumparan.com (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)"
Post a Comment