Bergerak Melawan Hoax, Kita Tak Boleh Malas Membaca dan Menulis - IDN Times (Siaran Pers) (Blog)

Sejak dirilis pada Februari 2017, IDN Times Community telah menjadi tempat berkarya anak-anak muda untuk menuangkan ide kreatif mereka melalui tulisan. Tidak sedikit dari mereka yang punya kisah inspiratif dalam menjalani aktivitas menulisnya.

Kali ini IDN Times Community akan membagikan cerita seru Fery Andriawan selama menjadi penulis. Produktivitasnya tak bisa diragukan lagi. Dalam sehari Fery bisa mengirim 3-5 tulisan ke IDN Times Community dan hampir semuanya berhasil dipublikasikan. Tak cuma produktif, tulisan-tulisan Fery pun banyak menarik minat pembaca hingga sempat menempatkannya di jajaran Top 10 penulis IDN Times Community.

Baru lulus kuliah akhir 2017 lalu dari Universitas Indraprasta PGRI jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fery sudah berhasil mendapatkan pekerjaan dan penghasilan sendiri sebelum merampungkan kuliahnya di mana hal ini sudah menjadi impiannya sejak dulu. Sekarang, cowok asal Bekasi ini disibukkan dengan pekerjaannya sebagai seorang penulis freelance di sebuah media online.

1. Fery pernah bercita-cita sebagai seorang travel blogger dan mulai menulis lewat blognya sekitar 3 tahun yang lalu

Bergerak Melawan Hoax, Kita Tak Boleh Malas Membaca dan Menulisidntimes.com/fery-andriawan

Di awal masa kuliah, Fery sering melakukan perjalanan dan hal itu membuatnya terpikir untuk menuliskan pengalaman-pengalamannya selama traveling. Maka saat itu ia mulai menulis di blog. Sayangnya, tidak banyak yang mengunjungi blognya.

Hingga suatu hari ia menemukan sebuah artikel dari media sosial bahwa ada sebuah platform menulis yang memungkinkan tulisannya dipublikasikan dan dibaca banyak orang: IDN Times Community. Tanpa pikir panjang, Fery segera membuat akun dan menulis artikel pertamanya.

Karena cara daftarnya mudah, cuma mengisi alamat email saya langsung daftar dan menulis. Gak nyangka, ternyata tulisan saya langsung di-publish.

Mengetahui tulisannya langsung dipublikasikan dan dibaca oleh banyak orang, cowok berusia 22 tahun ini pun semakin bersemangat menulis.

Tak hanya traveling, Fery juga punya hobi menonton film. Demi menyalurkan passionnya di bidang menulis, Fery pun menulis resensi film Into The Wild. Tulisannya yang berjudul "Cristopher McCandles, Kisah Pemuda yang Memeluk Dunia dengan Kedua Tangannya" menjadi artikel pertamanya yang dipublikasikan di IDN Times Community.

2. Namun setelah berpikir ulang, ternyata banyak orang yang menulis artikel film dan travel. Akhirnya Fery beralih genre

Bergerak Melawan Hoax, Kita Tak Boleh Malas Membaca dan Menulisidntimes.com/fery-andriawan

Menurut Fery, artikelnya yang membahas soal film dan travel tidak terlalu banyak pembacanya. Mungkin hal ini karena sudah ada banyak orang yang menulisnya sehingga ia seringkali kalah cepat. Kemudian, dengan kreativitasnya Fery mencoba kategori tulisan yang baru, yakni tentang berita dan peristiwa aneh yang terjadi di seluruh dunia.

Kalau mengunjungi profil Fery kita memang akan banyak melihat tulisan-tulisannya yang membahas tentang kejadian-kejadian nyeleneh yang mungkin tidak pernah kita tahu dan kita sadari. Ternyata, artikel-artikel tersebut berhasil menarik lebih banyak pembaca. 

Berita-berita aneh itu juga penting karena kenyataannya hal-hal nyeleneh itu benar-benar ada dan bisa jadi bahan edukasi. Hal apa pun bisa terjadi dan menjadi pelajaran.

3. Supaya tidak terjebak hoax, Fery punya cara tersendiri ketika menulis informasi

Bergerak Melawan Hoax, Kita Tak Boleh Malas Membaca dan Menulisidntimes.com/fery-andriawan

Tantangan terbesar anak muda zaman sekarang adalah ketika menerima kabar-kabar. Kita harus bisa menyaring mana hoax dan mana yang benar. Gak bisa dipungkiri, masyarakat kita ini tidak suka membaca tapi senang menghujat.

Kegelisahan itu membuat Fery selalu teliti dalam menulis artikel. Topik tentang peristiwa-peristiwa unik yang terjadi di seluruh dunia memang rentan menjadi informasi yang palsu. Maka, sebelum menulis Fery terlebih dulu membaca informasi tentang satu topik dari berbagai sumber.

EDITORS' PICKS

Dalam satu topik, Fery setidaknya membaca 3 versi informasi tersebut dari berbagai media. Selain untuk memastikan kebenarannya, hal ini juga merupakan proses kreatif Fery dalam memahami topik yang akan ditulisnya.

Untuk memastikan kebenarannya pastinya saya baca artikel dari media yang udah kredibel. Itulah gunanya membandingkan beberapa artikel supaya kita bisa teliti mana yang terlihat berpihak dan mana yang tidak, mana yang menyudutkan dan mana yang tidak.

4. Dari sini, Fery ingin anak-anak muda Indonesia paham dengan yang namanya informasi dan kebenaran

Bergerak Melawan Hoax, Kita Tak Boleh Malas Membaca dan MenulisIdntimes.com/fery-andriawan

Kita saat ini hidup di zaman yang serba mudah mendapatkan informasi. Teknologi semakin canggih, berita pun semakin cepat disebarkan. Hal inilah yang membuat kabar-kabar buruk menjadi marak di tengah masyarakat.

Menurut Fery, kita jangan mudah langsung percaya pada sebuah informasi yang baru saja kita terima. "Jangan menelan berita mentah-mentah," begitu katanya. Kita sebagai manusia yang selalu membutuhkan informasi harus mau membaca sebuah informasi secara mendalam, tidak hanya mengambil sisi luarnya agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan terjadi kesalahpahaman.

Hoax itu sebenarnya kan kelihatan jelas asalkan kita peka dan mau baca keseluruhan isi artikel. Makanya, jangan suka menyimpulkan sesuatu terlalu cepat. Kalau ada yang mencurigakan, jangan malas mencari sumber lain.

5. Selain jadi penulis, Fery punya impian sebagai pengusaha. Penghasilannya dari menulis ia gunakan sebagai modal usahanya kelak

Bergerak Melawan Hoax, Kita Tak Boleh Malas Membaca dan Menulisidntimes.com/fery-andriawan

Karena hobi traveling, awalnya Fery ingin menjadi travel blogger. Ia pun mulai menulis blognya ketika menempuh kuliah semester 4. Tapi, setelah lulus, Fery punya cita-cita baru sebagai seorang pengusaha. Tentu untuk memulai usaha ia membutuhkan modal yang cukup. Dan dari hobi menulisnya ini Fery berusaha memenuhi pundi-pundi keuangannya.

Aktif menulis di IDN Times Community sejak Februari 2017, Fery sudah bisa mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya plus menabung. Ketika masuk kuliah, Fery memang sudah bertekad supaya mampu berpenghasilan sendiri sebelum lulus. Nah, sejak menulis di IDN Times Community, Fery pun belajar untuk mandiri secara finansial. 

Waktu semester 7, saat itu mahasiswa, kan pada bingung mau ngapain. Nah, kalau saya malah jadi melanjutkan passion saya: menulis. Jadinya saya menulis. Nyalurin hobi.

Fery pun tak segan membagi ceritanya soal penghasilan yang diperoleh dari menulis di IDN Times Community. Jumlahnya bisa dibilang tidak sedikit, bahkan lebih tinggi dari UMP DKI Jakarta per bulannya. Maka dari itu, penghasilan tersebut digunakannya untuk modal usaha. Saat ini, selain menulis Fery juga sedang merintis usaha kreasi pop-up untuk mahar pernikahan.

Bagi Fery, menulis itu bukan sekadar hobi tapi juga bisa dijadikan pekerjaan utama asalkan benar-benar dilakukan.

"Setiap orang sebenarnya bisa menulis, tinggal niatnya aja apakah mereka mau melakukannya atau enggak. Sebenarnya apa pun yang kita lakukan bisa untuk hidup, kok asalkan kita niat," pungkasnya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

IDN TimesPopmama.comYummyIDN TV LolIDN SoundscapeFYI

HALAMAN 2

0 Response to "Bergerak Melawan Hoax, Kita Tak Boleh Malas Membaca dan Menulis - IDN Times (Siaran Pers) (Blog)"

Post a Comment