JAKARTA – Anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Rikando ‘Erik’ Somba optimis pemerintah bisa menekan para perusahaan penyedia layanan media sosial kelas dunia. Sebut saja di antaranya Facebook, Twitter dan sebagainya.
Keyakinan Erik menguat mengingat perusahaan medsos itu kini sudah berkantor di Jakarta. Faktor lain ditiliknya ketika Youtube dulu sering mengumbar video porno, sekarang sudah tidak lagi. Semua berkat paksaan dan kesungguhan pemerintah membatasi akses tak senonoh untuk generasi muda bangsa.
“Saya rasa enggak akan susah pemerintah Indonesia menekan kerjasama dengan perusahaan medsos untuk tangkal hoax karena Telegram kemarin saja bisa dipaksa ikut aturan main kita,” terangnya dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya bertajuk ‘Saracen dan Wajah Medsos Kita’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 26 Agustus 2017.
(Baca: Polri: Ekonomi Jadi Motif Sindikat Saracen Sebarkan Ujaran Kebencian)
Meskipun, jika bicara soal media sosial, mantan pemimpin redaksi Sinar Harapan itu mengaku ada semacam dilema. Ibarat pedang bermata dua, media siber belakangan selain jadi arus informasi utama yang terpercaya, juga secara tidak disengaja telah menjadi wadah dan perantara hoax.
“Kabar baiknya, Indonesia tidak sendiri. Hoax sudah jadi masalah global karena negara maju sekelas Amerika Serikat pun merasakan dampaknya,” ujar Erik.
(Baca juga: Awas! Ikut Sebarkan Hoax Bisa Kena Undang-Undang ITE)
Pria yang sekarang menjabat Pimred Valid News tersebut memaparkan ada dua pendekatan yang bisa dipakai untuk menanggulangi problematika hoax di Tanah Air. Pertama, para jurnalis harus bisa melakukan penyaringan sendiri (self-filtering).
Jadi sebelum memublikasikan berita, wajib yang namanya verifikasi dan memeriksa kembali fakta-fakta, kutipan dan informasi yang dipaparkan. Jangan asal cepat saja, tetapi enggak akurat.
“Itu pendekatan yang saya sebut by people. Kedua, by technology. Kami dari AMSI akan menjalin kerjasama dengan Mafindo untuk menyaring informasi di media siber,” ungkapnya.
Erik membeberkan kerangka kerjanya sudah ia pelajari dari Prancis. Meskipun sistem penyaringannya tidak akan secanggih alogaritma modern Facebook, tetapi menurutnya dengan bersatu Indonesia bisa menanggulangi hoax dengan caranya sendiri.
“Kami akan memadukan awak-awak media, Watchdog dan lembaga pemerhati media siber lainnya untuk sama-sama mengamati media konvensional sudah benar atau belum. Kalau ada yang keliru, maka akan diklarifikasi (Fact-checker) beramai-ramai,” urai dia.
Lebih lanjut, Erik menekankan, kunci menanggulangi hoax ialah melalui upaya yang berkelanjutan. Pemerintah, aparat penegak hukum, media dan seluruh elemen masyarakat tidak boleh berhenti meningkatkan pemahamannya terhadap media digital, dan terus berhati-hati, serta bijak menggunakan medsos hingga menyerap informasi di media siber.
(ulu)
0 Response to "Marak Hoax, AMSI Optimis Pemerintah Sanggup Tekan Perusahan ... - Okezone"
Post a Comment