Masyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatu

Jakarta - Kriminolog Universitas Indonesia Thomas Sunaryo menilai pengungkapan aktor intelektual termasuk pemesan Saracen harus dilakukan secara hati=hati oleh aparat kepolisian. Jika ini dilakukan sembarangan maka dikhawatirkan malah akan berbalik arah ke aparat kepolisian sendiri. Misalnya dengan adanya pelaporan balik.

Thomas menuturkan bahwa apa yang saat ini telah dilakukan Polri sudah sangat baik meski baru menjangkau para aktor lapangan yakni tiga orang yang telah diringkus. "Saya kira memang untuk Saracen ini aparat kepolisian harus berhati hati jangan sampai tidak tepat dan nantinya malah berbalik arah ke arah kepolisian itu sendiri. Misalnya dilaporkan balik," ujar Thomas kepada SP, Jumat (15/9).

Lebih lanjut dikatakan Thomas, kasus Saracen ini terbilang kejahatan baru dan terorganisir dimana juga ada pihak pemesan dan juga pihak yang membayar. Thomas mengatakan penyebaran kebencian kini menjadi komoditas yang dilakukan oleh oknum oknum kelompok tertentu demi tujuan pencapaian kekuasaan.

"Ini jadinya komersil dan gaya mafia. Seperti teori Machiavelli yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan," kata Thomas.

Aparat kepolisian dipastikan akan membutuhkan waktu yang mungkin cukup lama untuk mengungkap siapa aktor intelektual di balik Saracen termasuk siapa yang membayar. "Ya tapi belum tentu juga yang melakukan pembayaran adalah benar dia yang memesan dan bertanggungjawab membayar. Bisa jadi dia hanya ditugaskan untuk membayar. Disinilah diperlukan kehati-hatian dari aparat kepolisian dalam mengungkap Saracen," papar Thomas.

Apa yang pernah terjadi pada kasus Obor Rakyat beberapa waktu lalu menurut Thomas mungkin saja bisa terulang kembali pada Pilpres 2019 mendatang. Untuk itu Thomas menyarankan agar masyarakat dididik untuk bisa membedakan berita hoax dan berita fakta.

Ini menjadi penting agar masyarakat tak menelan begitu saja beragam kabar hoax yang belakangan marak beredar. "Masyarakat harus diingatkan untuk berhati-hati agar tak mudah percaya dengan hoax. Kita semua berkaca saja pada apa yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta lalu dimana penyebaran ujaran kebencian yang melibatkan SARA sangat dominan. Ini jangan sampai terjadi lagi," tutur Thomas.


Sumber: Suara Pembaruan
Masyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatuMasyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatu

HALAMAN 2

Related Posts

0 Response to "Masyarakat Diajak Berantas Hoax - BeritaSatu"

Post a Comment